Friday, February 2, 2018

Dilan dan Kekampretannya

Ceritanya semalem gue minta ke pacar buat nonton film Dilan 1990. Iya, film yang ABG banget itu. Sebagai wanita umur 26 tahun, gue awalnya menganggap film itu sama jayusnya kaya FTV alay klasik yang kalo ketemu gebetan, lo mesti tabrakan di perpustakaan dulu atau lagi nguleg cabe di pinggir jalan mesti kesrempet becak yang mau dilestarikan oleh Pak Gubernur Anies. 

Tapi, lain cerita saat Joko Anwar dan beberapa orang ngetweet oke soal Dilan 1990.




Dinner, beli cemilan untuk diselundupkan di dalem bioskop, and we're good to see Dilan.

Cheers to the payday of my boyfriend

 Mulai mikir awas aja film Dilan cuma ngabisin waktu gue



Para leluhur menciptakan pribahasa 'manusia yang menjilat ludahnya sendiri' tentu bukan tanpa alasan. Leluhur-leluhur tersebut khatam dengan tabiat manusia yang serba sok yakin dengan frontal, tanpa mencoba untuk memahami dan mendekat terlebih dahulu. 

"Terima kasih leluhur.. Berkat pribahasa kalian, diriku kini merasa hina."


Iya. It turns out gue sangat amat terhibur dengan film Dilan 1990. Bukan karena gue craving for sweet talk like what Dilan said, justru karena sepikan cheesy semua itu bikin geliiiiii parahhh in a good way i can't stop laughing my ass off

Dilan memang punya karakter kampret, dan minta dikeplak pake kulit Toge Goreng. Saat gue mengutarakan bahwa gue suka film Dilan, ada seorang teman yang memang masih belia menanyakan: "Dilan bagus pasti karena idaman banget ya buat kakak..". Allahuakbar.. No no.. jangan salah mengerti niat qu sist brad mom and dad. Karakter begituan emang jadinya lucu gemes aja buat dijadiin pacar waktu ABG. Kalo udah umur 26 gini masih nyari Dilan yang modal sepik doang sih malu yak ama cicilan KPR cicilan mobil dan biaya vaksin anakque. Hehehe. 

Anyway, since Dilan is (kinda) bad guy at high school period, gue jadi keinget jaman-jaman ABG gue. Selain sering berhadapan dengan tipe cowok kaya Dilan, gue dulu justru..... mirip sama Dilan. BAHAHAHAHA. Berantem sering.. tapi ngga tawuran ya. Sampe nyokap keseringan dipanggil sekolah buat bahas kelakuan gue.

I tend to break the rules deh pokoknya. It's on my blood, and from my mom I guess. Bolos sering, tapi bilang ke nyokap kalo gue males ke sekolah dan minta untuk stay at home, daripada keluyuran ngga jelas sih pikir gue. Lupa kerjain PR sering, brisik di kelas lebih sering lagi. 

Kalo soal monkey's love, gue rasanya cukup khatam. Dari gebet ketua OSIS, atau cool guy yang jagoan dan hot, sampe pacaran sama anak 'organisasi' yang suka bawa pistol dan beberapa anak buah, sebut aja, apal Insyallah. #Tsah #KibasRambut 




Sunday, November 26, 2017

Peduli Setan Sama Trend - 26 My Age

Meskipun tahun 2017 semua sudah berpindah ke media video, entah kenapa, gue masih greget rasanya buat tetap lanjut nulis di Blog. Tapi memang, untuk lebih menjangkau banyak orang, gue akan tetap mengikuti tren yang semua serba visual gerak.

Meskipun setelah gue perhatiin, design Blog gue juga udah kurang cocok sama umur gue yang 26 tahun ini, ya. But trust me, i have 15 years old girl inside of me. Bahkan, domain untuk Blog ini pun gue lupa bayar! Hahaha! Yang harusnya unpredictablemind.com, sekarang berubah jadi marshatiaranirmala.blogspot.com. (Yang setelah gue pikir-pikir, sih, nama gue lebih keren buat dijadiin nama domain hehe hehe).

Cerita singkat soal 2017 yang ngga kerasa banget udah mau abis ini:


1. Pekerjaan baru gue sebagai content creator di sebuah perusahaan software ini juga sudah jalan setahun. I'm a happy corporate slave! Meskipun dulu sempat galau dengan passion gue, sampe nangis-nangis dramatis antara passion dan uang bulanan yang rutin, akhirnya sekarang gue nemu celahnya! Allhamdulillaaaaaah. :) 

2. Finally I make a peace with my flaws! Yeayyyy! Gue sudah bisa menerima kekurang gue, terutama secara fisik, dan yang paling penting, gue juga tahu apa aja kelebihan - kelebihan gue yang bikin gue sebagai manusia pun berkualitas. Ini perjalanannya panjang, dan sebenernya salah satu titik balik gue sebagai human.

3. When I think I knew enough about my self.. tapi dikasih momen yang di luar kendali gue, gue sering memberikan respon yang sungguh.. tidak.. gue.. kenali.. 

4. Kalo soal karir, gue sama sekali bukan orang yang idealis. I work my ass hard for money. I really love money.

5. Memiliki pandangan yang jauh berbeda soal cinta, dan pernikahan. Lebih realistis, dan tidak naif. Ah.. 26 my age kalo kata Vicky Prasetyo

6. More into lifestyle.. not too much about fashion. (Iya, gue sendiri juga kaget). Perihal fashion, gue sekarang sangat amat tidak peduli dengan tren. Mungkin dulu, kalau ada tren, bawaannya pingin ikutin meskipun ngga semua. Sekarang? I'm the one who control the trend, bukan tren yang kontrol gue. #Catet

7. Setelah perjalanan asmara gue yang naik-turun pontang-panting, i have a boyfriend now, dan hubungannya cukup serius.. doakan ya wankawan!

8. Sudah berjanji pada diri sendiri dan Tuhan untuk lebih menyenangkan nyokap gue.. Untuk yang belum tahu, gue udah dari lahir tinggal sama nyokap gue, she's the real single fighter for me.


Wednesday, January 18, 2017

Rese di Awal 2017

Sudah menginjak tahun 2017, bulan Januari. Yang unik, di malam pergatian tahun kemarin, gue justru ngga nunggu sampai pukul 12 malam, meneriakkan kalimat 'Happy New Year' dan meniupkan berisiknya terompet. Bahkan, sebelum pukul 11 malam, gue sudah cranky minta dianter pulang sama si pacar. Tahun baru pun, kita (gue dan pacar) habiskan dengan sederhana; bakar-bakar ikan dan jagung bareng keluarganya. 

Bukan. Bukan mau pencitraan sok alim. Ada masanya waktu umur gue di awal 20-an dan ngerayain party tahun baru sampe adzan subuh dikumandangkan. #Awmarsha #YogsTakis 

Tapi sekarang, meskipun usia gue juga masih 25, I don't give a fuck. Untuk tanggal-tanggal perayaan seperti tahun baru, bahkan ulang tahun gue sendiri pun, gue malah sering kelewat, (apalagi pas jomblo) LOL. Kalo ditanya kenapa, gue pun rada bingung. Mungkin, karena gue belum nemu esensi pentingnya untuk merayakan 2 hal tersebut. New Year? Birthday? Well okay the year is change. My age is getting bigger. But then what? Belum tentu juga hidup gue secara kualitas bakal lebih baik, dan lebih meaningful, kan? Ya terus kenapa mesti gue rayain, ya? Yang ada setiap tahun baru atau ulang tahun, gue justru suka deg-deg-an. 

Seorang temen dulu pernah bilang, bahwa setiap tahun dia harus selangkah lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan itu terbukti, menurut gue muka dia sekarang bener-bener banyak nongol di film-film Indonesia, billboard, bahkan iklan-iklan komersil TV dan Youtube. Statement dia soal harus getting better every year selalu gue inget. Ya iya lah, kalo ngga, umur jalan terus, tiba-tiba 20, 25, 30. Lucu aja kalo umur makin tua dan lo ngga achieve apa-apa. Masa idup cuma buat menuh-menuhin bumi yang udah kebanyakan orang ini? 

Ngga melulu konsep 'lebih baik' diukur dari segi karir, sih. Itu cuma salah satunya aja. Nah, tahun 2016 ini gue ngerasa ups and downs-nya kenceng sadis, sob. Mau dari segi spiritual, atau gue as a human, bahkan soal percintaan. Kalo untuk achievement sih not bad, lah. Cenderung oke, kok. Tapi babak belurnya juga lumayan. Hahaha. 

Jadi, malam tahun baru buat gue jadi ajang nikmatin liburan plus evaluasi diri: setahun kemaren hal keren apa aja sih yang udah gue lakuin, dan kira-kira kelakuan apa yang whatthefuck-bloon-banget-jangan-sampe-keulang. (Dan ternyata emang banyak WTF-bloonnya daripada yang keren)

Oke, saatnya bahas harapan di 2017.  

Meskipun banyak yang pesimis nan sinis sama konsep resolusi tahun baru, buat gue justru kebalikannya. Hidup menurut gue perlu direncanain, setidaknya apa yang harus dilakukan dalam jangka pendek, baru jangka panjang. Kalo gue, pingin mulai bisnis, meskipun skala kecil, but I have to try untuk muter dollar. Atau yang simple aja dulu, kaya untuk amal lebih banyak dan kalo bisa rutin ke panti asuhan, misal. 

Gue pribadi, kalo udah punya rencana dan ngga kelaksana, deep down inside akan ada rasa beban untuk berusaha gimana caranya biar rencana itu kesampean. Kalo setahun lewat gitu aja tanpa ada pencapaian, rasanya kaya hidup gue nyampah aja gitu. :(

Jadi, biarin aja kalo banyak orang yang nyinyir pedes soal resolusi tahun baru. Hihihi. Lagian mah, nyinyir kok soal resolusi, nyinyir tuh soal mantan brengsek yang nikah sama cewek alim, tuh.

Monday, November 21, 2016

Rekomendasi Hotel dan Hostel Favorit di Singapore

Akhir-akhir ini frekuensi gue main ke negera tetangga lagi lumayan sering. Beberapa memang karena kerjaan, dan sisanya main-main. Di umur gue yang sudah 25 tahun ini, baru di umur 23 tahun kemarin akhirnya gue diijinin buat solo traveling (itupun setelah melalui panjangnya birokrasi sebagai anak tunggal). 

Nah, buat kalian remaja belia yang mau coba solo traveling alias jalan-jalan seorang diri, bisa dicoba ke negera yang deket-deket dulu kaya Singapore. Alasannya karena di sana apa-apa cenderung gampang dan aman banget.

Sekarang gue akan bagi pengalaman untuk memilih tempat penginapan yang pewe ngga pake gaskin. Seperti yang pernah gue tulis di blog post sebelumnya, cari penginapan di Singapore itu tricky dengan berbagai faktor. Kalo gue pribadi, selain faktor budget, hal-hal kaya kebersihan kamar, kondisi hotel, atmosfir lingkungannya, deket ngga sama makanan, dan jarak transportasi umum jadi bahan pertimbangan utama. (Iya emang ribet bocahnya)

Postingan ini akan gue bagi jadi 2 tipe:
Hotel untuk kalian yang punya budget lebih, dan 
Hostel untuk tipe penginapan hemat.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hard Rock Hotel 

Source: The Smart Local Website






Hard Rock Hotel terletak di pulau Sentosa, Singapore. Emang cenderung jauh mau ke mana-mana, tapi dari segi fasilitas seperti kolam renang, dll emang juara banget. Cocok buat kalian yang butuh leisure hotel dengan budget sekitar Rp 3.000.000,- sampai Rp 5.000.000,- per-malam. Waktu itu gue menginap di sini memang karena ada urusan kerja, jadi cuma lihat kolam renangnya doang dan belum sempet nyemplung di situ. What I don't really like, adalah suasana hotel yang cenderung gelap nan remang-remang. IH asli ya, kaya tempat plus-plus. Lagian kenapa sihhhh ngga bisa diterangin aja, Tel? (Maksudnya manggil hotel).




Hotel Boss

Source: Website Tripadvisor


Source: Website Expedia


Pas pertama denger hotel ini reaksi gue "Hah? Namanya Boss banget nih?", but in the end this hotel is my favorite all the time. Untuk hotel bintang 4, harga dan apa yang didapat sangat amat reasonable, sekitar Rp 900.000,- pas low season, sampe Rp 1.600.000,- waktu high season. Lokasinya di daerah Laveder, dan kalo mau bandingin Hotel Boss sama hotel-hotel bintang 4 lainnya, BEUH, harga hotel lain bisa jaaaaaauh lebih tinggi tapi dengan kondisi hotel yang ngga lebih baik. Nyebelin kan?

Lobi Hotell Boss ini mewah, standar kebersihannya tinggi, dekorasi juga luxury minimalist, kolam renang ada di lantai 7 atau berapa gitu gue lupa dan view-nya amazing! Jangan lupa juga, perkamar dikasih wifi gratis dan smart-TV yang bisa dipakai untuk internetan juga. (Yep, wifi disediakan 1 di setiap kamar). Kekurangannya, cuma ukuran kamar dan kamar mandi yang cenderung kecil, I mean.. bener-bener kecil. Dan juga dinding yang tidak kedap suara. 

Sedikit tips, untuk mengakali resiko bising, bisa request saat check-in ke receptionist untuk minta kamar yang tidak banyak penghuninya di lantai yang sama, biar nanti suasana di kamar jadi lebih hening. Sisanya, hotel ini paket lengkap! Untuk yang muslim, di sebelah hotel persis ada masjid, dan untuk mini market, food court, dan MRT semuanya ada dan jaraknya deket banget dari hotel.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bunc@Radius Clarke Quay


Source: Website Hotels

Source: Website Asia Web Direct

Hostel nomer 1 favorit gue di Singapore! Suka banget sama tempat ini, selain lokasinya deket sama MRT, gue ngerasa cocok sama lingkungan Clarke Quay yang selalu rame sampe malem. Meskipun area ini terkenal dengan bar atau club-nya, tapi gue ngga terlalu tertarik bahkan ngga pernah main ke tempat-tempat tersebut, gue lebih sering nongkrong di pinggir sungai Clarke Quay waktu matahari terbenam sambil ngemil-ngemil lucu (Okay this sounds so alay but I promise I am not. HAHA). Enak aja rasanya liat air jernih and all the lights and music, semuanya riuh. 

Bunc@Radius juga deket sama tempat makanan India enak kesukaan gue, namanya Teh Tarik Time dan buka sampe 24 jam. Di deket hostel itu juga ada mall kalo kalian pingin Starbucks, atau Subway. Pokoknya lengkap, deh. 

Hostelnya sendiri.. well, ada plus dan minus-nya. Yang gue suka adalah toilet mereka yang ditata modern dan bersih, kamarnya tenang dan dipasang CCTV, privasi juga terjaga karena dipasang tirai per-kasur dan di dalem kasurnya juga lumayan luas buat duduk jadi kepala ngga bakal kepentok. Dan di sebelah kasur tersedia space kaya meja gitu buat naruh segala makeup aksesoris gue yang bertumpuk.

Minus yang bikin gue lumayan sebel adalah kondisi dinding di beberapa area yang suka timbul jamur gitu. Kayanya gara-gara lembab atau gimana deh kurang ngerti, cuma kan jadinya iyuuuuh. Bisa diakalin dengan minta pindah kalo kalian dapet kasur dengan 'pemandangan' kaya gitu. Hal lain yang bikin minus adalah staff-staff-nya yang ngga ramah. Galak sih engga, ya. Cuma kaya seperlunya aja gitu ngomong sama pelanggan. Yaudah lah ye~ 




Adamson Lodge Hostel 

Source: Website SG Hotels

Source: Website Expedia
Hostel ini adalah tempat yang gue booking last minute karena dadakan. Googling-googling ternyata ratingnya bagus, pas gue dateng juga wawww bersih sekali. Owner-nya juga superrrr friendly menjelaskan segala hal dengan rinci. Dan harganya, man.. murah banget! Rp 150.000.000,- doang saja only per-malem. Heran gue dengan standar kebersihan dan tempat nyaman kaya gitu apa ngga rugi, ya?

Anyway, kekurangannya cuma soal lingkungan yang gue kurang cocok. Ada aroma-aroma strong kaya bau rempah-rempahan gitu setiap keluar hostel. Bukan salah Hostelnya sih, (dan bahkan bukan salah siapa-siapa juga) cuma ini selera pribadi gue aja kali, ya. Dan hal personal lainnya yang gue ngga cocok adalah.. di kasurnya ngga ada tirai. HAHAHA. Kaya parno pas tidur diliatin orang karena gue kalo tidur suka ngileran, nganga, ngorok, bahkan ngigo dan sleep walking (waktu kecil gue pernah tidur sambil jalan dan ngebuka paksa pintu kamar yang dikunci. Akhirnya nyokap bimbing gue jalan balik ke kasur dan gue tidur lagi kaya ngga ada apa-apa. Weirdo.)  


YAK! OKE! Sekian tips dari gue, semoga bermanfaat sebagai panduan asik buat kalian yang mau jalan-jalan ke Sinjepoh. Jangan lupa like, subscribe, dan comment di bawah ini. (EH SALAH BUKAN YUCUB)

Tuesday, November 8, 2016

Halloween di Singapore (Selalu) Seru! + HHN Tips

Kalau gue bisa jujur, Oktober adalah salah satu bulan favorit gue. Alasannya sesederhana 'Halloween'! Emang, sih, di Indonesia Halloween belum semeriah di negara-negara lain, tapi semakin jalannya tahun, Halloween semakin jadi tema seru di Jakarta (dan mungkin di beberapa kota lain). Nah, sekarang gue akan cerita pengalaman gue waktu ke acara Halloween Horror Nights di Singapore.

'Halloween Horror Nights' (HHN) adalah acara tetap setiap bulan Oktober di semua Universal Studio seluruh dunia, dan tahun ini adalah kali keenam diadakan di Universal Studio Singapore (USS). Tau sendiri, kan, Universal Studio yang punya kesan ceria dan menyenangkan, tapi waktu malem diubah sama mereka jadi tempat horror yang surem, serem, dan bikin stress.#WantToCry Dan berhubung yang paling deket sama Indonesia adalah Singapore, jadilah gue melipir ke sana.

Harga tiket masuk sekitar Rp. 500.000 sampai Rp. 680.000, itu sudah termasuk harga masuk semua wahana hantu dan wahanan mainan USS yang beberapa masih buka seperti Roller Coaster, Transformers, dll. Soal harga juga tergantung kalian pilih hari apa, dan beli tiket di mana (gue waktu itu ngga beli tiketnya di official website RWSentosa / USS, karena at that time gue search ada website travel internasional yang jual dengan harga lebih murah dan terpercaya. Inget ya, jangan beli ngasal di website/ travel agent ngga jelas)

For your information, gue udah kepinginnnn banget ke acara ini sejak lama. Dulu yang pertama sekitar Oktober 2015 sudah ada niat, tapi karena temen gue ada halangan buat nemenin, jadinya gue cuma ke Halloween di daerah Clarke Quay, Singapore. Seru juga, sih. Banyak orang seliweran niat banget pake kostum aneh-aneh. Biar lebih jelas, coba klik soal cerita gue waktu itu di sini.

Nah, untuk tahun ini gue udah 'dendam' banget, rasanya kaya ngidam harus ke Halloween Horror Nights, ada atau tanpa temen yang nemenin. Dimulai dari pesen tiket pesawat, pesen tiket HHN,  dan berangkatlah gue ke Singapore. #NGEENNGGG #CeritanyaSuaraPesawat



Landing in Singapore, My Gosh I feel so much cool with this. (Yang masih ngga paham, ini maksudnya sarkas)


HHN diadain hanya pada malam hari, dan di hari-hari tertentu, mostly sih weekend, ya. Kamis sampai Minggu (tahun lalu sih Jumat sampe Minggu aja) dari jam 7.30 PM sampai sekitar tengah malem atau lebih. Karena gossipnya HHN ini selalu rame (pake banget, pake mentok) dan antri per-wahana rumah hantu bisa sampe 2 jam (Gila, antri doang bisa lebih horror dari setannya). Mereka juga jual tiket Express Pass, tiket ini dibeli tambahan dari tiket biasa yang gue jelasin di atas, tujuannya biar pengunjung bisa langsung masuk ngga pake antri, tapi harganya, bok, buat gue ngga masuk akal. Kalo hari biasa sih sekitar Rp. 500.000,- dan masih ngga papa buat gue, tapi kalo hari Sabtu gitu harganya bisa naik sampe RP. 1.000.000,-. YANG. BENER. AJA. YA. SYOB. Setelah ini gue akan kasih beberapa tips dan trik kalo tahun depan kalian berencana ke acara ini.


Selfie di (ngga terlalu) depan bola Universal Studio #IyaPasaran #AkuTauAkuPaham

Antrian HHN 6, padahal masih sore

Oke, saatnya review jujur soal acara HHN 6 Singapore. ARE. YOU. KIDDING? Keren banget, sob. Parah. Semua aspek yang mendukung sebuah acara tinggal sebut. Lighting? Sound? Aktor-aktris yang berperan jadi dedemit? Properti? Make up? Semua ngga ada cacat. Semua kualitas internasional, digarap serius CUMA buat nakut-nakutin kita para pengunjung. Di HHN 6 ada 5 wahana rumah hantu, dan 2 tempat Scare Zone yang di dalamnya kita bisa foto-foto sama semua setan yang ada.

Nama wahana hantunya tiap tahun ganti-ganti, ini gue jelasin singkat sesuai dengan level seremnya:

  1. Old Changi Hospital - Ceritanya soal rumah sakit berhantu. Pas masuk, BENERAN KAYA RUMAH SAKIT SUREM. Wah, gila sih.. ngga cuma pake triplek sama cat merah doang biar keliatan kaya darah. Segala ditaruh kasur-bangsal gitu, BANYAK PULA. Juga tempat kaya ruang mayat juga, MASALAHNYA LO GATAU DALEMNYA BONEKA APA ORANG YANG DIBAYAR BIAR LO JANTUNGAN. #AkuMenangis #TanpaHenti Gue inget, pas masuk sempet lihat kaya tentara-tentara Jepang gitu yang akting di antara mayat-mayat tentara yang lain. Men... ganteng banget. Pas gue cengin, EH GUE DIBENTAK. Kezel rasanya.
  2. Hu Li's Inn - Semacam tempat prostitusi Cina, ceweknya cantik-cantik banget, tapi mereka sebenernya adalah jelmaan rubah atau setan apa gitu, jadi setiap pria yang masuk bakal mati dan dimakan sama cewek-cewek tersebut. Pas masuk kayanya fun, lagu Cina diputer meskipun auranya ngga enak. Tapi jujur.. gue ngga inget banyak di dalem ada apa aja karena terlalu serem, sampe gue sering merem dan lutut gue gemeteran. #Sigh #Lyfe 
  3. Bodies of Work - Seniman ganteng, namanya Damien, dia dan keluarga hidup bahagia sampe akhirnya sekeluarga mati kebakaran dan cuma dia yang selamat, itupun wajah dia hancur separo dilalap si jago merah. Lalu untuk mengenang keluarganya yang meninggal, dia menggelar galeri seni yang keren. Tapi anehnya, yang masuk ke dalam galeri itu jarang pulang dengan selamat. Jadi waktu kita masuk ke wahana tersebut dengan konsep galeri, isi setannya adalah pengunjung lain yang ngga berhasil keluar dari tempat tersebut. Ada polisi yang matanya copot dan kepala ditusuk garpu, ada juga cewek yang meronta-ronta karena separo badannya udah ilang digiles pake mesin, dan lain-lain dan semuanya KEREN MAKSIMAL.. 
  4. Salem Witch House - Isinya rumah penyihir, sempet lihat ada 3 penyihir main game kaya Jelangkung, rambutnya uwet-uwetan, tangannya diangkat dan badan muter-muter kaya mau manggil setan. Dedemit di dalem situ punya style Eropa kebarat-baratan in a good way. Lumayan serem buat gue, lumayan bikin jerit-jerit! Dan yang ngga bisa gue cuekin adalah detail-detail properti yang bikin tempat ini makin wowwww. 
  5. Hawker Centre Massacre - Kalo di Singapore, Hawker Centre itu seperti food court tempat menjual makanan, suatu hari, semua yang makan di tempat itu keracunan dan jadi semacam monster. Ini satu-satunya wahana setan yang ngga gue masukin, alasannya adalah.. kurang tertarik (well, mungkin juga udah terlanjur stres sama 4 wahana sebelumnya. HAHA) 






Berikut beberapa tips dan trik yang bisa gue kasih berdasarkan pengalaman gue dateng ke HHN 6 Singapore:

Pilih tanggal (terutama hari) datang dengan matang. Karena banyak cerita orang yang datang ke acara tersebut pada hari Jumat, apalagi Sabtu, rata-rata bermasalah sama jumlah pengunjung yang super membludak. Hal ini akan berakibat pada lamanya durasi kalian antri wahana hantu. Males banget ngga sih kalian abisin waktu 2 jam cuma buat antri 1 wahana Rumah Hantu yang durasi di dalemnya cuma 10 menit-an? belum lagi jumlah wahananya ada banyak, sedangkan HHN tutup cuma sampe tengah malem? Trik gue: pilih hari yang besoknya orang masih kerja atau sekolah, kaya Kamis, atau Minggu. Trik ini berhasil banget di kasus gue. Gue pilih hari Kamis, dan voila! antri wahana gue paling lama cuma 10-15 menitan. Pssst, bahkan gue sempet stalking akun Twitter aktor yang jadi dedemit di acara itu, katanya kalo awal Oktober, entah kenapa pengunjung cenderung sepi. Tapi giliran akhir Oktober, JENG JENG.. Ramenya buset kaya mau demo turunin Gubernur DKI. 

Pake baju pewe, dingin semriwing, dan sepatu yang nyaman. Inget, Singapore ngga jauh-jauh amat sama Indonesia, jadi gerahnya 11-12, cuy. Dan juga yang cewek ngga usah takut diliatin karena berpakaian terlalu terbuka, karena warga Singapore ngga norak sama sekali. He. He. 

Bawa HP, powerbank, dan segala camera. Kalo lo perlu pinjem tetangga lo lagi powerbank biar di sana ngga kehabisan batere, lakuin. Jangan lupa yang bawa camera buat siapin batere cadangan. Rugi kalo tiket mahal-mahal terus ngga ada alat buat mengabadikan.

Bawa botol minum kosong dan beberapa snack santai. Kalo cemilan sih sifatnya tergantung setiap orang penting atau ngga. Cuma kalo botol minum kosong menurut gue wajib dibawa. Haus men lari-lari jerit-jerit selama beberapa jam. Botol kosong yang lo bawa tinggal diisi ulang di tap water di dalem USS nanti, karena kalo beli air mineral di dalem harganya $6 alias Rp. 60.000 dengan ukuran 600ml. Wow.. Emejing, bukan?

Isi perut kalian sebelum acara. Sampe kenyang ngga pake bego. Acaranya butuh fisik prima, dan kuat buat lari-larian dikejar setan, juga jalan jauh puter-puter USS. So, pastikan stamina kalian kuat, ya. Makan, ngga usah diet dan minum vitamin kalo perlu. 

Datang lebih awal! Ini gue wajibkan, jadi gerbang USS untuk HHN dibuka sekitar pukul 7 PM, nah, jam 5 sore kalian gue saranin udah ada di Pulau Sentosa. Jam 5.30 sore, kalian mendingan mulai pepet gerbang USS untuk antri. Keliatannya lama banget gitu ya buat antri, tapi perrrrrcaaaaayalah, ngga akan berasa sama sekali! Kalian bisa sambil foto-foto, update social media, dll. Malah waktu gue dateng ada kaya stan buat face painting tema halloween di depan tempat antrian HHN. Menyenangkannnnn!


Untuk lebih lengkapnya, cek video gue soal HHN 6 di Youtube. Jangan lupa untuk likes dan subscribe, yaaa! Kisses and hugs, Marsha Tiara.



Saturday, July 30, 2016

Short Vacay (feat. Oliver's Hostelry Review, etc)

Seriusssan deh, ah. Kita butuh liburan itu minimal 4 bulan sekali, kalo bisa 3 bulan, atau sebulan sekali dalam setahun. Apalagi, untuk kehidupan keras macem Jakarta ini ya (inget, ngga cuma mantan yang baru kamu putusin yang punya sifat 'keras'). Kalo ngga disempetin liburan, bisa crazy nanti you punya kepala. 

Gue pribadi mengusahakan untuk liburan jarak dekat, 4 kali dalam setahun alias 3 bulan sekali dalam setahun. Kalo jarak jauh, luar negeri misalkan, gue usahakan setahun sekali, dan itu pun sangat tergantung kondisi kemakmuran rekening bank gue. 

Dan barusan gue memutuskan untuk liburan ke Lembang, Bandung. Yeaaaaay~

Sesungguhnya oh sebenarnya, dokumentasi foto liburan kali ini agak failed karena: 
1. gue lebih sibuk wisata kuliner, dan 
2. dokumentasi lebih banyak ke video, buat gue latihan mau bikin short vlog yang akan gue upload di akun Instagram gue nantinya. (Eh, makanya dong coba follow Instagram gue: @marshatiara biar tau gimana hasilnya) 
(iya gue promo) 
(ngga usah protes)

Untuk hotel di Lembang, Bandung, gue cari kira-kira mana nih tempat yang asik, tapi punya harga oke. Googling-googling-googling, nemu deh beberapa hotel dengan dekorasi keren-khas-anak-muda (karena, asli, gue sesungguhnya kurang suka sama hotel-hotel yang punya tema oldies

Beberapa orang kasih saran nama hotel, kaya Stevie G, dan Cottonwood Bed & Breakfast yang sudah hits seliweran di Instagram dan Path temen-temen gue. Namun oh tetapi, hati ini jatuh pada pilihan hotel mungil dan kece Instagram-able bernama Oliver's Hostelry.













































Suasananya homey, dengan dekorasi minimalis sedikit vintage ala kekinian, bersih, dan tentunya nyaman. Tapi, ada beberapa hal yang menggangu gue; waktu gue ke sana mostly staf-staf mereka emang not that friendly. Terus, parkir mobil yang tepat di hotel mereka cuma untuk sekitar 5 mobil, sisanya akan di parkir di halaman kosong, meskipun posisi halamannya deket sama hotel, cuma emang dasarnya gue parnoan kali, ya. Makanya agak sering ngintip jendela just to make sure my car is okay. Oliver's Hostelry ini itunganya masuk ke jenis hotel bintang 2, makanya untuk harga juga itungannya terjangkau, waktu itu sekitar Rp. 350.000,- tanpa breakfast (Iya gokil mureh banget emang). 



Oh iya, satu lagi, waktu gue ke sana sekitar jam 10 pagi, they don't allow us to go early check-inEven jam 11 pagi atau 12 siang, jadi rules check-in harus banget jam 2 siang teng. I know itu adalah rules basic perhotelan, tapi biasanya hotel-hotel yang pernah gue kunjungi (dalam level berbagai bintang) pun lebih fleksibel soal jam check-in, secara gue dari Jakarta letih banget raga ini. Dan seringnya, gue diperbolehkan untuk masuk kamar lebih awal. Eh, di Oliver's Hostelry kagak boleh, lho (cukup tau aja, sih) (Bye) (Ciye ngambek) (Hotel apa gebetan, nih?) Jujur, gue lumayan kesel, sempet kepikiran "fine gue tidur di mobil sampe jam 2 siang", tapi setelah gue pikir-pikir, it's okay deh, gue bayar Rp. 200.000,- tambahan biar gue bisa early check-in. (padahal si mas-nya alesan kamar full booked jadi gue ngga bisa early check-in. Atuh, Kang, alesan klasik kan daku juga pernah nyemplung di PR hotel. Janganlah kau berbohong kaya pacar yang kegep selingkuh. Rasanya sakit tau ngga) 



Next, gue lanjut jalan-jalan setelah menerka kira-kira tempat asyique mana yang lagi hits di Bandung. 


Namanya Lereng Anteng Coffee Panoramic,

Tempat nongkrong ciamik buat merenungi kesalahan-kesalahan di masa muda. Anginnya adem, pemandangan juga wuih cantiknya Indonesia raya. Tapi, emang harga makanannya cenderung murah, jadi banyak ABG sekolahan yang (curiganya) (suudzonnya) cabut ke sana buat gaul dan foto lucuk ala-ala model Instagram. (Ih, gila Marsha Tiara kalo nyinyir suka nyakitin hati) (yaudah. Aku minta maaf, ya) (maafin aku) (aku emang selalu salah di mata kamu).

























Nah, again, dokumentasi yang ini lebih banyak gue bikin jadi video, makanya, jangan lupa follow Instagram gue @marshatiara yaaaa biar ngga ketinggalan short vlog perdana gue (iya, gue bold biar makin tertanam di hati dan pikiran kalian). Masa gue ketinggalan kekinian ih jangan sampe dong amit-amit, makanya tetep dukung aku, yaw, guys. (Maksa)

Saturday, March 12, 2016

Visiting S.E.A Aquarium Singapore (Bahasa)

Seperti biasa pembukaan kalimat di Blog gue akan gue mulai dengan permintan maaf atas jarangnya gue menulis di zona ini. Actually, I miss my Blog like hell. Kalo ditanya alasannya sih ngga usah deh ya, manusia kadang kebanyakan  alasan untuk ngga melakukan sesuatu, jadi ya let me just apologize. (Is it too late now to say sorry~) (Gelayutan di kaki Justin Bieber).

Oh mayyyynnn sejujurnya gue kangennnn banget nulis. Hahaha. When I start writting this, sebenernya gue lagi nyambi di Sushi Tei, dengan ngotot cari meja yang ada colokannya because you know.. Sushi Tei ain’t a place for colok-mencolok.

Jadi.. Where should I start?

Setelah beberapa minggu yang lalu dikejar deadline, dan finally deadline berakhir, (YEAH) nyokap dateng ke gue dengan ekspresi polosnya “Asik, invoice cair Singapore bisa nih”. Respon gue pada saat itu datar, sambil mikir iya juga ya gue udah lama ngga nyenengin doi, jadi yaaa it can be a good idea. I guess. Padahal beberapa bulan sebelumnya gue abis dari Singapore yaa, tapi yawdalahyaw demi nyokap. *wink*

Singkat cerita, gue booking tiket pesawat dan hotel. Air Asia untuk berangkat, dan Air France untuk pulang. Nah untuk hotel, it was tricky karena nyokap adalah muslim yang taat

(wait)

(emang gue ngga taat?)

(WAH LIHAT ADA GERHANA MATAHARI) 



(Oke skip),

Jadi gue perlu cari hotel dengan space cukup untuk beliau sholat, atau dengan mencari hotel di sekitar masjid. Tau sendiri hotel-hotel di Singapore mayoritas berukuran mini nan sempit. Allhamdulilah, Puji Tuhan, gue nemu hotel yang perfect (nanti akan gue review di postingan selanjutnya) namanya Hotel Boss. (I know it sounds... unique)

Hari pertama, gue ngajak nyokap maen di S.E.A Aquarium, letaknya di Sentosa Island dan sebelahan sama Universal Studio. Kita di sana mau nyelam terus nyerok ikan hiu buat dibakar bumbu BBQ. (Iya maaf aku anaknya suka garing)


Lack of photo quality . -_-

Kalo gue ditanya bagus mana sama Sea World Indonesia, jujur gue belum pernah ke situ meskipun lokasinya di Jakarta juga, beberapa temen gue yang baru dari sana pun bilang sekarang tempatnya kurang terawat, jadi ya.. hehe. 

Sebelumnya gue udah research mau ke mana aja buat ngajak nyokap di Singapore, tapi ya namanya cuma foto, gue sih liatnya lempeng-lempeng aja malah cenderung ragu, bagus apa ngga gitu kan aslinya. Beruntung, beberapa minggu sebelum gue ke Singapore, sepupu gue ke sana dan he said “Bagus banget kok” jadi daku mantapkan diri untuk berkunjung, tapi mengurungkan niat bawa pulang ikan untuk dimasak karena kayaknya ngga boleh sama petugas di sana.







Ternyata oh ternyata, tempatnya keren banget. Banget. Banget. Huge place, well maintain, reasonable price. Seinget gue harga masuknya sekitar $ 35, atau sekitar Rp. 350.000,- per-orang. Peraturan di dalem S.E.A Aquarium ini cuma ngga boleh membawa makanan dan minuman. Oh iya, kalo mau motret di dalem juga dilarang pake flash kamera, katanya sih bisa menggangu ikan-ikan. (KATANYA loh ya) (Gemes karena foto tanpa flash keliatan ngga jelas) (Belum ada teknologi kacamata item buat ikan sih) (Marsha kebanyakan protes). 

Niatnya mau upload beberapa video S.E.A Aquarium yang gue rekam pribadi di sini, tapi entah kenapa selalu failed, sepertinya ada masalah di browser gue. (CRY) Mungkin kalian ada yang tau kenapa? Karena seriusan deh, ada ikan yang.. aneh banget. Ugly like your soul. (Eh gimana). Meliuk-liuk sangar kaya pinggul Ricky Martin. Gue akan upload di akun Instagram gue @marshatiara buat kalian yang penasaran mau lihat, makanya rugi kalo ngga follow. (CIYE GITU) :D




Wednesday, January 6, 2016

First Timer Solo Trip (Part 2)

This one is a second part, just in case if you haven't read the previous one, kindly to click: First Timer Solo Trip (Part 1) 

If yesterday I couldn't sleep at all, that day 2 I woke up in a veryyyy tight sleep! YAY! So ready to jump up at Singapore!!

Chinatown, Orchard Road which is mostly they have malls similar to Jakarta, Clarke Quay, Little India, etc.

I walked from my hotel to MRT, but hell heavy rain fall and I did not bring my umbrella. I was stuck outside a building, I saw a girl smoked a cigarette and texting. What's so funny about this, I started to talk to her in English, and it turns out she's from Indonesia. :)) I asked her what she does for living, she said "I used to be a journalist, but my salary soooo tiny-miny I could not afford my own home" Damn. Ugly truth. It was the same experience that I had, that was the reason why I took Mass Communication/Journalist as a major in college but I did not apply as my job. Huhuhu. she added "now I work as a PR at this *she mentioned a name* company". AAAGAIIIINN exactly my-duplicate-work-history. Hahaha.

We talked much about our country and compared to Singapore, (yep sounds no apple-to-apple). "I can't stand the madness of traffic in Jakarta. Singapore did much better and the money is soooo good" She said. Well sure, no doubt. She added, "but you know Singapore is such a small country, and it's pretty boring since I already visit every hangout place in here. Jakarta is more fun, even surrounded by cool areas like Bandung, Puncak, Bogor. And bring to mind Jakarta has cheaper living expenses than Singapore." :') Finally. Good things about Jakarta.

Rained stop, I said good bye to her and thanked for such a lovely short conversation. Me continued to explore Singapore more.






Clarke Quay my fave



LOL I am really sorry for this unprofessional selfie





I thought I really need to buy an action camera that day (sure impulsive lady) without any research, I just went to the mall, and BANG, I bought one. I asked the nice seller to explain to me how to operate this camera. The stupid news: I took so many pictures and end up lost them because I DIDN'T KNOW if downloading some photos at same time to my cellphone could effecting an error. *CRY AGAIN* :(((




Chinatown



Oh! I forgot to mention, actually I reallllyyy want to have a cool Halloween party at Universal Studio Singapore, I heard they put a total horror nightmare for people, butttt since I'm all alone, nah, ain't gonna risk my life and die way too soon. *CRY CRY CRY* But hey, Clarke Quay has a cool Halloween atmosphere, tho and very near to my hotel.

9 PM, Halloween Party should be started!


Funny story, I met those Let-it-go-girls-or-boys accidentally in a crowd. All those people laughed reallll hard, driving my curious to took a peek what was going on, and.... I saw two creatures, cute pretty handsome creatures. They looked like did not know each other and met by coincidence. Ah, now I know why people laughing. :)))) 

Here other photos during Halloween in Clarke Quay, Singapore.